Beberapa
waktu lalu, saya punya kesempatan main ke basecamp salah satu developer Distro
Linux yang ada di salah satu perguruan tinggi swasta komputer yang ada
dibilangan Tugu Muda Semarang. Disana sempat ngobrol lama. Lama baru saya
sadari bahwa disitu tidak ada satupun wanita ditempat itu. Dari situ pikiran
saya melayang ke emansipasi wanita.
Iseng2
saya tanyakan ke teman2 yang ada disitu, kok gak ada wanita satupun. Jawabnya,
memang jarang wanita yang mau jadi developer Linux. Jangankan jadi developer
Linux, programmer wanita aja jarang.
Sempat
berpikir juga, kok bisa begitu? Apakah programmer itu termasuk profesi yang
maskulin? Kayaknya juga nggak kan? Padahal banyak profesi yang dinilai maskulin
sudah banyak diterjuni oleh wanita, contohnya : bus driver atau tukang parkir.
Apakah profesi programmer dinilai lebih maskulin dari profesi bus driver?
Kalau
melihat sejarahnya, justru programmer pertama di dunia adalah seorang wanita
yang bernama Countess Augusta Ada Lovelace, seorang berkebangsaan Inggris yang
lahir pada 10 Desember 1815
Tahun
1843, Ada telah menulis paper resmi mengenai pengembangan software computer dan
kecerdasan buatan. Pengakuan terhadap ke-programmer-annya dibuktikan dengan
penganugrahan dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang memberi nama
bahasa pemrograman milik mereka dengan nama “ADA”.
Coba
kita lihat di perguruan tinggi computer yang ada di Indonesia. Sebenarnya
banyak mahasiswi disana. Namun kenapa yang menekuni profesi programmer sedikit?
Berdasarkan
omong2 dengan beberapa orang yang saya kenal, salah satu alasan kenapa programmer
wanita masih jarang di Indonesia adalah karena pemikiran bahwa menjadi
programmer itu “tidak umum” untuk para wanita.
Menurut
Anda sendiri gimana? Terutama wanita yang bergelar S.Kom atau M.Kom. Programmer
kah Anda? Jika tidak, kenapa tidak jadi programmer?
Waduh, kudu ngaca nih...hehehe nyadar diri kalo embel2nya ada skombor **pffh*** usap keringat lagi. Siapa sih yang ga pengin bisa nekunin coding. Sayangnya belum dapat support, n fasilitas memadai. Kalau cuman niat tanpa adanya dll itu rasanya kurang support ya. Siip artikelnya masbro ^_^
ReplyDeleteartinya support dan fasilitas memadai harus ada dulu ya mbak bro?
Deletemakasih kunjungannya.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteada mas kayak'e, pipin kae....xixixixixi.....
ReplyDeletebener mas?
Deletekebetulan saya emang punya niatan jadi programmer.sekarang2 ini lagi mendalami dan alhamdulillah udah mulai Tugas Akhir, jadi bakalan rajin coding ^_^
ReplyDeletesip mbak. saya mendukung 10000%
DeleteAndai aku masih muda, 20 taunan gituu, pasti mau deh jadi programmer, wah kalau sekarang mah dah emak2 gini, belajarnya juga dah mulai lemot, padahal saya suka profesi yang bergelut dengan kode2 dan sebagainya!
ReplyDeletekayaknya bekum terlambat mbak. teman saya di kantor alih profesi jadi programmer setelah pensiun PNS
DeleteGood article pak,sy mhasiswi ilkom, jdi tmbah smangat blajar coding saya, kbetulan msih merangkak dri bawah,lgi skripsi dan masih freelance web
Deleteya mbak.... semoga programmer wanita tidak sepi lagi ...:D
DeleteSemangat programer wanita !! :)
ReplyDeleteSemanggaaaaatttt !!!
DeleteAmiiinnn. Semoga programmer bukan lagi "milik" laki-laki / pria
ReplyDeleteSaya termasuk sangat tertarik dibidang ini dan sedang mempelajarinya, banyak sekali cabang dan masih sangat sedikit dan yang didapat sehingga pusing dan kewalahan bagaimana nanti untuk bisa disebut wanita programmer, tapi sebenernya di Indonesia apa yang bisa dikatakan programmer, karna itu suatu gelar yang cukup berat menurutku?
ReplyDeleteProgrammer adalah orang yang mengembangkan aplikasi berbasis komputer , itu menurut yang saya ketahui
DeleteMemang menggeluti profesi programmer dituntut utk terus belajar teknologi terbaru dan lumayan menguras pikiran tapi apapun itu setiap kerjaan pasti punya tantangannya masing2, semua tergantung minat personal masing2, kalau saya memang merasa programmer merupakan salah satu pekerjaan yg keren, makanya saya memilih pekerjaan ini, sekarang saya merangkap web developer sekaligus mobile developer, skrg belajar jdi system analyst, Mudah2an banyak perempuan yg memiliki minat utk menjadi programmer.
ReplyDeletesetuju
Deletewah baca ceritanya jadi bikin mikir berkali kali lipat ,, saya mahasiswi informatika . dari awal masuk udah ngerasa kalo "wah gue nyasar nihhh " . males banget coban , karena saya ga punya skill apa apa di bidang IT . rassanya pengen banget keluar atau pindah dari sini karena gak sanggup , gatau kenapa gak sanggup aja pokoknya . gatau kenapa , sebenernya bukan karena saya gak suka , atau gak ingin untuk bisa memperdalam ttg IT . gak tau kenapa kayaknya tuh susah banget buat bisa paham apa yang dosen jelasin tentang program ttg ini itu , padahal jujur kalo di pikir2 saya bangga loo bisa masuk kuliah di jurusan IT ini . tapi entah kenaapa sampai sekarang saya belum bisa paham ddengan apa yang sya pelajari selama ini :(
ReplyDeletelove what you do, do what you love
DeleteMaaf tumpang ye Pak.
ReplyDeleteAtas nama Teguh Esha dan sesuatu dan sesuatu semoga cepat habis apa jua dugaan hidup aku hal sesuatu macam-macam itu.
My full application MS Visual Basic 4.0 System Library 1.0
https://goo.gl/19Ucqs
Codes for the System Library 1.0 Sekadar untuk lihat-lihat terkenangkan setiap abjad dan sebagainya
https://goo.gl/FA26WS
Google Profail
https://goo.gl/wZ38Nv
Aku mau jdi programmer wanita 😁
ReplyDeleteaku siswi smk jurusan RPL , aku suka dengan yg namanya pemrograman, kaya web dan desktop,. Aku jg pernah ikut lomba komputer (tp tingkt kabupaten hihi 😂 ) ..
aku mau mendalami Ilkom itu dan rencananya mau kuliah , jd menurut kk kk semua jurusan apa ya yg cocok buat aku,. ??
Aku suka ngoding, tp desain aku msh pesimis
Kalau suka ngoding, mending ambil jurusan Teknik Informatika saja, lebih pas kayaknya.
DeleteSaya dulu sempat jadi programmer selama kurleb 14 thn an. Sekarang sdh jd IRT alias ibu rmh tangga. Hal itu salah satunya karna susah utk mencari pekerjaan sbg programmer di perusahaan Lain sdg kan perusahaan tempat saya bekerja sdh merger dgn perusahaan lain dan sdh tdk senyaman sebelumnya. Walaupun pengalaman saya bercoding sdh cukup byk (bahkan dlm bbrp kali melamar saya termasuk yg plg byk pengalaman), tetap ujungnya yg dipilih pasti kaum pria. Hal itu pernah dikemukakan oleh manajer tempat saya melamar. Yah mungkin karna kaum pria ini bisa disuruh lembur bahkan nginap di kantor, bisa dikirim keluar kota bahkan keluar negri, gak suka minta izin terutama kalau anak sakit, dan byk kemungkinan alasan lainnya yg sebenarnya dlm keadaan terpaksa pun kaum wanita bisa juga melakukan itu. Mudah2an kedepan perusahaan2 sdh mulai meembuka hati utk programmer wanita ya.
ReplyDeleteIni memang salah satu sebab kaum hawa kurang berminat terhadap profesi programmer
Delete