Siapa
sih yang belum ngerti perpustakaan? Siapa aja pasti tahu. Tapi kalau kita tanya
siapa yang sering memanfaatkan koleksi perpustakaan, tentu jarang yang “angkat
jari”. Ini terkait dengan belum berkembangannya budaya membaca di masyarakat
Indonesia. Menurut penelitian, index baca orang Indonesia adalah 0,04 persen.
Artinya dalam 4 tahun , orang Indonesia membeli 1 buku. Ngeri.
Penulis berbaju kuning dan berkacamata
Perpustakaan
itu sebenarnya apa? Yang pernah penulis baca di Undang – Undang Perpustakaan,
perpustakaan berarti sebuah lembaga atau organisasi yang mempunyai fungsi
mengumpulkan pengetahuan dalam bentuk tercetak dan dalam bentuk terekam.
Mungkin perpustakaan pribadi belum masuk ke Undang – Undang ini.
Selama
ini, bayangan kita tentang perpustakaan masih banyak yang perlu di “update”.
Kenapa? Karena bayangan perpustakaan dalam benak kita adalah tempat luas dengan
rak buku yang kucel dan majalah-majalah membosankan, dan berbau kertas-kertas
tua yang berdebu. Padahal banyak perpustakaan dewasa ini yang tidak semacam
itu. Perpustakaan sudah banyak berubah karena berkembangnya teknologi, terutama
teknologi informasi. Seperti apa itu? Berikut sekelumit pengalaman pribadi
penulis.
Beberapa
waktu lalu penulis diberi kesempatan untuk menempuh studi pasca sarjana di MultiMedia
University (MMU) Malaysia melalui jalur beasiswa. Disitulah penulis memperoleh
kesempatan untuk ikut mencicipi sebuah perpustakaan modern yang cukup bagus.
Nama perpustakaannya adalah “Siti Hasmah Digital Library” (SHDL). Sebenarnya
perpustakaan ini ada didua tempat, di Putrajaya dan di Melaka. Penulis
kebetulan ada di kampus Putrajaya.
Perpustakaan
ini memainkan peran penting dalam mendukung program pengajaran, pembelajaran,
penelitian dan pengembangan universitas untuk mencapai visi MMU menjadi
universitas kelas dunia yang mengarah pada pembelajaran dan penelitian dalam
lingkup yang luas dari teknologi multimedia dan informasi. Perpustakaan ini pertama
kali didirikan pada tahun 1996 ketika “Universiti TELEKOM” membuka kampus
pertama di Bukit Beruang Ayer Keroh Melaka Malaysia. Perpustakaan itu bernama
Universiti TELEKOM Perpustakaan (UNITELE Library) yang terletak di kampus Melaka.
Perpustakaan dapat menampung sekitar 600 siswa selama periode tersebut. Pada
tahun 1999 Perpustakaan Universitas Multimedia lain dibuka di Cyberjaya,
Selangor Malaysia. Perpustakaan ini bernama Siti Hasmah Digital Library and
diluncurkan pada 24 Juli 2000 untuk menjadi yang pertama ada di Universitas di Malaysia.
Sesuai
dengan namanya, Digital Library, jangan membayangkan ruangan berbau kertas tua.
Ruangannya bersih, berbau harum, dan tidak hanya berisi rak rak buku saja. Situasinnya
lebih mirip Mall. Sebagian ruangannya sudah dilengkapi dengan computer dan meja
–meja khusus untuk laptop. Tentunya dengan akses wireless yang “bertebaran”
disemua sudut perpustakaan. Rak-rak yang ada tidak seluruhnya berisi buku saja,
tapi CD dan DVD dalam kemasan menarik juga berjajar rapi disana.
Musik
yang melantunkan instrumen juga membuat
betah berlama-lama disana. Penulis mulai menyukai Kitaro dan Richard
Claidermann juga karena sering berlama-lama disana. Misal boleh, penulis bisa
seharian full disana. Nyaman banget lah, pokoknya.
Memang
pintu perpustakaan hanya dibuka sampai jam 21.00 waktu setempat, tapi kita
masih bisa terus membaca disana. Kok bisa? Bisa kalau kita memanfaatkan koleksi
buku digital atau e-book yang disediakan melalu server khusus disitu. Kita bisa
akses melalul wireless melalui laptop yang kita bawa di bagian luar
perpustakaan yang sudah didesain untuk mereka yang masih ingin membaca diluar
jam buka perpustakaan. Tempatnya sangat representative. Sejuk dan nyaman karena
diformat dalam bentuk taman dengan diselingin pohon rindang. Disitu disediakan
meja dan kursi berpayung dengan colokan listrik dan akses wireless.
Koleksi
buku cetak dan buku digitalnya cukup banyak dan sangat bervariasi. Waktu
disana, buku digital atau e-book yang disediakan sekitar 800 judul. Belum lagi
adanya layanan MMU Digital Theses Online, MMU MBA Theses Full Text, MultiMedia
Collection : Video-On-Demand (INTRANET), Online Database, Past
Year Exam Papers, dan Final Year Project (FYP Collections). Sangat banyak untuk
bisa dibaca dalam waktu 1 atau 2 tahun.
Penulis
merasa demikian betah di perpustakaan tersebut. Apalagi banyak tugas dan
ujian-ujian dari pada dosen yang mengharuskan akses ke perpustakaan. Pernah
penulis sampai jam 2 malam akses ke koleksi digitalnya, baru jam 2.15 pagi
masuk ke kamar.
Asik dan memuaskan. Itulah kesan yang penulis peroleh selama mengakses koleksi di perpustakaan itu. Penulis merasa ada di sebuah toko buku besar yang gratis. Itu sekelumit pengalaman penulis. Moga-moga bisa sedikit mengubah image kita tentang perpustakaan.
Artikel ini disertakan dalam GA : Library Giveaway ( http://luckty.wordpress.com/2013/09/14/library-giveaway )
Makasih sudah ikutan... :)
ReplyDeleteSuka dengan kalimat --> "Penulis merasa ada di sebuah toko buku besar yang gratis."
Makasih dah diterima jadi peserta :)
DeleteBetul itu mbak, suasana yang jadi keinginan dan kebutuhan semua pencinta perpustakaan....
@Agustinus Darto Iwan Setiawan, wow keren banget tuh perpustakaannya.....jadi pengin kesana.... *mimpi...
ReplyDeletecoba kalau di indonesia ada perpustakaan seperti itu ya....pasti pengunjungnya betah lama2 di sana...hehee :-)
Mungkin ada mas, coba tanya ke teman2 se Indonesia, mungkin ada yang tahu perpustakaan seperti itu di Indonesia. :)
DeleteBtw, makasih dah blogwalking kesini