Sistem BackUp Manual

Sore ini dengan tergesa2 aku menuju stasiun yang terletak di sebelah utara kota semarang ini. Baru 20 menit yang lalu, aku mendapatkan perintah untuk mengikuti sebuah rapat di jakarta. Itu artinya besok pagi aku harus sudah naik kereta ke gambir. Dan sore ini tiket pergi pulang sudah harus ditangan. 

Tidak seperti biasa, suasana antrian pembelian tiket langsung agak sepi. Tak ada suara dari pengeras suara. Biasanya suara keras keluar dari peralatan tersebut. "Antrian nomor sekian silakan menuju loket sekian" begitu biasanya. Berulang ulang dan berlangsung cepat. Tapi kali ini sepi. Hanya suara orang ngedumel dan bernada marah keluar dari tempat itu. Ada apa ya?

Ahhh, ternyata sistem penjualan tiket yang sudah computerized itu sedang "ngambek" alias tidak jalan. Otomatis semua penjualan tiket kereta terhenti. Kata petugasnya, hanya beberapa saat saja. 

Yang parah adalah beberapa penumpang yang sengaja datang utk beli tiket dan berangkat saat itu juga. Karena kereta sudah datang dan sistem belum jalan, pasti saja mereka tidak punya tiket. Sudah tentu mereka ini ditinggal kereta yang ingin meraka naiki. Beruntung saya berangkat besok pagi, jadi nasih ada kesempatan beli nanti malam atau besok pagi. 

Yang menjadi perhatian kali ini adalah tidak adanya cara atau sistem backup yang menjamin penumpang untuk tetap naik kereta yang diinginkan tadi. Seharusnya ada cara khusus yang dibuat secara manual, yang mampu mem-backup kejadian tadi. 

Misalnya dengan adanya loket tiket manual sementara. Penumpang yang mau beli dan berangkat langsung, dapat membeli dari loket ini secara manual. Diketik pakai mesin ketik atau tulis tangan. 

Yang penting penumpang berangkat dulu. Baru setelah sistem computerized online lagi, tiket resmi bisa dicetak. Anggap saja sistem backup kecil yang meningkatakan kepuasan pelanggan. 

Semoga ini bisa didengar oleh yang berkewajiban menjalankan penjualan tiket kereta api. Hal ini demi semakin majunya transportasi di Indonesia.