Buku
Bibliofil belum banyak dikenal oleh masyarakat kita. Istilah ini sendiri sebenarnya mengacu kepada orang – orang yang mencintai buku, atau yang lebih kita kenal dengan “kutu buku”. Mungkin istilah pecinta buku lebih bercitra positif daripada istilah kutu buku.
Ada yang mengatakan buku pertama tercipta di Mesir. Buku ini terbuat dari kertas papyrus dan dibuat pada tahun 2400 Sebelum Masehi. Bentuknya masih sederhana , yaitu berupa kertas papyrus yang digulung, setelah diisi dengan tulisan tertentu.
Buku yang berbentuk kumpulan kertas yang dijilid menjadi satu pada salah satu sisi, seperti yang kita lihat sekarang, baru ada pada tahun 200 Sebelum Masehi di China. Kertas berasal dari olahan bambu yang ditemukan oleh Tsai Lun ini kemudian menyebar ke Eropa. Di Eropa teknologi kertas bertambah maju, ditambah lagi dengan munculnya mesin cetak yang diperkenalkan oleh Gutenberg. Buku menjadi sangat berkembang dari sisi bahan, variasi isi , dan jumlahnya.
Dewasa ini, buku dikenal dengan banyak nama, seperti ; kitab, kamus, komik, novel, majalah, ensiklopedia, tabloid dan lain sebagainya. Dan bersama dengan berkembangnya komputer mulai diperkenalkan satu jenis buku yang bernuansa teknologi informatika yaitu buku elektronik atau lebih dikenal dengan istilah e-book.
e-Book
Buku Elektronik atau e-Book ini merupakan buku berbentuk digital yang mirip dengan buku cetak biasa. Karena bentuknya berbeda dengan buku biasa, buku jenis ini membutuhkan “alat” khusus yang disebut e-book reader atau e-book devices. Bisa pula dengan memasang perangkat lunak atau aplikasi khusus yang dipasang pada komputer(PC), laptop, smartphone, atau alat digital lain.
Pada awal perkembangannya, hanya ada sedikit subyek saja yang dibahas dalam e-book, seperti panduan menggunakan peralatan komputer dan beberapa hal lain sekitar manual penggunaan hardware. Namun dengan berkembangnya jenis jenis e-book baru, subyek yang dibahas makin banyak. Hal ini juga didukung dengan masuknya beberapa perusahaan software ke dunia e-book, disamping makin berkembangnya open source dan programmer – programmer independen.
Setiap e-book reader mempunyai format berbeda –beda, karena biasanya pengembang atau pembuat e-book reader mempunyai standar yang berbeda dalam mempublis e-book mereka. Banyak buku –buku digital yang diterbitkan secara gratis untuk bisa diunduh oleh siapapun yang berminat.
Format e-book yang pernah dikembangkan banyak sekali, lebih dari 30 jenis. Namun yang terkenal hanya beberapa sajam seperti Flipbook, PlainText(ASCII), PDF (Portable Document Format), AZW (Amazon Kindle), dan Mobi (Mobipocket).
Di dalam e-book reader terdapat teknologi khusus yang disebut e-paper. Teknologi ini digunakan untuk menampilkan teks dan gambar pada saat bersamaan seperti yang ada pada buku cetak atau majalah konvensional. Teknologi ini membuat layar terlihat seperti kertas, sehingga tidak menyebabkan silau mata walau lama membaca. Disamping menghemat listrik, kita dapat membaca e-book reader ditempat yang terang atau dibawah sinar matahari karena e-book reader tidak memiliki backlight seperti yang ada pada komputer. Penghematan listriknya sendiri didapat karena energy listrik hanya dibutuhkan saat awal membuka halaman baru saja.
Model pemasaran e-book mulai berkembang pada tahun 2008 , dimana perangkat keras untuk membaca e-book mulai diproduksi secara masal, misalnya Kindle produksi Amazon dan e-book reader model PRS500, PRS505 atau PRS700 milik Sony. Namun sekarang, kita tidak memerlukan perangkat keras khusus e-book reader, cukup dengan personal komputer, komputer tablet ataupun dengan mobile smartphone.
Struktur e-book biasanya sangat sederhana , dimulai dari cover, halaman identitas penulis, halaman judul, halaman informasi disclaimer, halaman daftar isi, dan isi dari e-book itu sendiri.
Ditinjau dari proses pembuatannya , ada dua macam e-book. Jenis pertama adalah buku yang awalnya dibuat dalam bentuk buku cetak, kemudian dibuat versi digitalnya. Sedangkan bentuk kedua, buku yang memang dari awalnya dibuat dalam bentuk e-book / digital.
Minat baca masyarakat Indonesia masih rendah skali, mesti byk yg mikir2 dulu,andai disodorin beli ebook.Mending buat makan shari2.hehehe.Boro2 beli buku ato gadget yg support,buat lainnya msh kembangkempis **kutip pengalaman teman**,tapi kalo secara pribadi dikasih gratisan digital book, ga ku kuaaat nolak.Wkkkki. Nice artikel :-bd
ReplyDeleteBentuk buku kadang nggak penting, apakah itu kertas atau elektronik / digital, yang penting isinya kan ... hehehehe
ReplyDelete