Kita sedang
terkaget kaget dengan serangan Malware ( Malicious Software ) dengan codename
Wanna Cry, memang heboh, tapi tahukah , sebenarnya ada sekitar 10 ribu virus
dari berbagai jenis, baik itu malware, worm, dll yang menyerang Indonesia
SETIAP HARI?
Apakah
Indonesia saja yang diserang? Tentu tidak, yang diserang sekitar 100an negara.
Memang ini serangan Cyber Terrorrist Global. Indonesia termasuk salah satunya
karena keamanan Cyber di Indonesia masih sangat lemah. Kesadaran untuk
memperkuat keamanan sistem informasi kita masih sangat rendah.
Pada awalnya, serangan ditujukan pada rumas sakit
rumah sakit, namun sekarang jadi lebih masif dan menyerang siapa saja termasik
perusahaan swasta dan instansi pemerintahan.
Awal penyerangan sejak kamis, 11 Mei 2017. Namun di
Indonesia sendiri merebak sejak Jumat, 12 Mei 2017. Wanna Cry ini menyerang platform
Windows 8 kebawah. Penyerangan pertama kali dilaporkan dari eropa. Cyber Attack
ini bersifat masif dan acak ditujukan pada data data yang penting dan serangan ini telah di
kategorikan sebagai Cyber Terrorrist.
Dengan Malware Wanna Cry, hacker mampu menyerang
komputer untuk “menculik” dan “menguasai” data. Hacker akan meminta tebusan
untuk memberikan kunci enkripsi data tersebut agar bisa diakses lagi. Wanna Cry
masuk ke sistem komputer biasanya melalui email atau saat kita akses ke beberapa website
tertentu. Tebusannya juga mantap, dalam bentuk bitcoin yang susah dilacak.
Wanna Cry
atau ada yang menyebutnya Wanna Decrypto, menyerang komputer ber platform
Windows pada sisi kelemahan fungsi Server Message Block (SMB). Kelemahan ini
bisa diatasi dengan melakukan update patch dan me-non-aktif-kan fungsi macro
dan fungsi SMB. Disamping itu, port 139, 445, dan 3389 yang disinyalir dipakai
Malware ini juga harus ditutup.
Tapi yang
paling penting dari semua hal yang disebutkan diatas adalah dengan melakukan
BACKUP DATA ke PENYIMPANAN EKSTERNAL, seperti CD, Flashdisk, atau Harddisk
Eksternal.
Malware
Wanna Decrypto sudah merupakan senjata ampuh dalam Cyber War. Keamanan yang
masih bersifat berdiri sendiri akan sangat rapuh dalam menghadapi senjata Cyber
War masif seperti ini. Dibutuhkan suatu sistem keamanan yang terintegrasi dan
selalu di update.
Serangan
ini muncul dari bocornya kode pemrograman yang sering disebut exploit yang
digunakan oleh National Security Agency (NSA). Kode ini menyerang SMB milik
Sistem Operasi Windows. Motifnya komersial oleh grup yang dikenal dengan nama
Shadow Broker.
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar ....