DI Indonesia , lebih banyak orang yang menggunakan software berbayar M*******f Office daripada yang menggunakan software perangkat lunak gratis seperti OpenOffice, LibreOffice atau yang lainnya. Apakah ini berarti penjualan perangkat lunak itu jadi tinggi di Indonesia? Ternyata tidak. Diakui atau tidak, masih banyak warga kita yang masih menggunakan SOFTWARE BAJAKAN, tidak terkecuali pada software yang digunakan untuk keperluan kantor ini (Office Suite).

Lebih jauh, ada satu sifat OpenOffice yang belum tertandingi oleh software berbayar yaitu masalah fleksibilitas. OpenOffice bisa dipasang atau diinstall pada banyak sistem operasi. Kita bisa install OpenOffice pada Sistem Operasi Windows. Disandingkan dengan Linux juga tidak menolak. Install di BSD? Bisa tuh. Bagaimana dengan Machonthos OS X? Bisa tidak diinstall OpenOffice? Bisa dong. Bahkah OpenOffice tidak akan menolak waktu disandingkan dengn Sistem Operasi Unix, keren kan. Sedangkan software berbayar hanya bisa ‘dipasangkan’ dengan Windows dan Mac OS X saja kan?
OpenOffice ini dikembangkan oleh Sun Microsystems dengan dibekali lisensi LGPL sehingga boleh kita miliki dan kita sebarkan secara bebas dan tidak perlu membayar lisensi. Perangkat lunak ini sebenarnya merupakan penggabungan dari beberapa aplikasi seperti ; OpenOffice Writer, OpenOffice Calc, OpenOffice Impress, OpenOffice Draw, OpenOffice Math, dan OpeOfficeBase.
Yang tak kalah penting untuk diketahui, OpenOffice memiliki banyak format file. Salah satu format file itu adalah format file sofware berbayar diatas. Dan lagi, file file pada OpeOffice bisa di export menjadi file PDF, HTML, XHTML, dan lain lainnya.
Mantap kan?
No comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar ....