Hujan
cukup deras mengguyur kawasan Tugu Muda Semarang, Minggu 14 Oktober 2012. Hujan
dan angin dingin waktu itu tak menghilangkan semangat para peserta upacara
Peringatan Pertempuran 5 hari di Semarang untuk tetap mengikuti peringatan
pertempuran terhebat warga Semarang melawan tentara Jepang. Para veteran yang
ikut hadir tak bisa menyembunyikan semangat membara di wajah mereka.
Peringatan
ini mengenang pengorbanan para pejuang dan warga yang dengan semangat
kebersamaan membela kemerdekaan bersama dengan pengorbanan jiwa dan raga. Tak
terhitung nyawa pemuda dan aparat pemerintah yang ikut melayang, termasuk nyawa
Dr Kariadi, Kepala Laboratorium
Pusat Rumah Sakit Rakyat (Purusara). Beliau dibunuh Jepang saat akan memeriksa tandon air di daerah Siranda yang
menurut berita diracuni oleh tentara Jepang.
Yang
dilakukan oleh para pemuda dan aparat pemerintah waktu itu merupakan perwujudan
dari jiwa korsa dalam melayani masyarakat yang sudah kuat mengakar pada jiwa.
Mereka mewujudkan semangat jiwa korsa dalam kesadaran akan pengabdian kepada
satu visi bersama, kemerdekaan bangsa.
Semangat jiwa korsa tersebut
diatas diartikan “perasaan satu rasa dan satu visi” atau Esprit d’corps oleh
Henry Fayol, Bapak Ilmu Administrasi dan Pakar Manajemen asal Perancis. Hal
serupa juga disampaikan oleh Max Webber, Pakar Sosiologi-Politik-Hukum-Ekonomi,
dalam studi birokrasinya.
Secara bebas, korsa boleh
diartikan sebagai Komando Satu Rasa. Namun, korsa bisa pula diartikan sebagai
kelompok manusia yang senasib, seperjuangan, satu tujuan dan satu keinginan
untuk selalu bersatu dengan solid berlandaskan semangat persaudaraan dan
kekeluargaan.
Jiwa korsa ini biasanya
diadopsi oleh kalangan militer dan lembaga pemerintahan. Pada lembaga
pemerintahan, jiwa korsa bisa berarti sikap loyal, kekeluargaan, bangga dan
antusias yang tertanam pada anggota korp dan pimpinannya terhadap organisasinya.
Disini terjadi saling memahami, saling mengerti, saling membutuhkan dan saling
mengisi antara anggota dengan organisasinya sehingga terbentuk interaksi yang
holistik, yang pada akhirnya setiap anggota menyadari dirinya merupakan bagian
integral dari organisasi.
Lingkungan yang kondusif
perlu diciptakan agar jiwa korsa tumbuh pada seluruh anggota. Jiwa korsa tidak
dapat dibentuk ataupun dipaksakan. Jiwa
korsa akan terbentuk dengan sendirinya apabila ada rasa kebanggaan kolektif
yang didukung oleh lingkungan holistik yang kondusif.
Jiwa korsa ini diharapkan mampu
mendorong profesionalisme, disiplin, dan kinerja anggota, yang pada waktunya
nanti mampu menjawab harapan dan tuntutan masyarakat terhadap perubahan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan menuju perbaikan dan pelayanan prima para aparatur
pemerintah.
Semangat kerja sama dengan
rekan sejawat dan kemauan untuk terus belajar merupakan syarat mutlak bagi abdi
bangsa untuk melaksanakan tugas dan menggerakkan roda birokrasi pemerintah
secara efektif.
Birokrasi pemerintah yang
baik adalah birokrasi yang mampu memberikan pelayanan publik yang baik,
sederhana, dan tepat waktu sehingga tercipta kepuasan masyarakat.
Birokrasi yang buruk akan menyebabkan
keengganan masyarakat untuk berhubungan dengan pemerintah. Masyarakat akan
berusaha sejauh mungkin menghindari birokrasi pemerintah. Hal ini tentu saja
berlawanan dengan jiwa korsa karena tidak tercermin rasa kebersamaan.
Untuk dapat meningkatkan
kepuasan masyarakat, perlu adanya reformasi birokrasi, yaitu memformat ulang
birokrasi yang tidak berpihak pada
kesejahteraan masyarakat. Reformasi
birokrasi ini menjadi hal yang utama dalam agenda kerja pemerintah. Pelayanan
kepada masyarakat harus semakin memuaskan. Produktifitas
tiap-tiap pegawai harus meningkat. Hal ini dapat diwujudkan dalam bentuk
penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien
berdasarkan semangat satu tujuan satu visi, yaitu kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia
tanpa terkecuali.
Keberhasilan reformasi
birokrasi tergantung juga kepada komitmen dan jiwa kepemimpinan, baik di daerah
maupun di pusat, yang dilandasi semangat
kebersamaan. Tanpa adanya komitmen dari pemerintah dan semangat kebersamaan
para penyelenggara negara, maka reformasi birokrasi akan gagal.
Reformasi birokrasi telah
ditunjukkan oleh pemerintah dengan munculnya Undang – Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Dua produk hukum ini menggeser paradigma pelayanan, dari yang
bersifat sentralisasi ke desentralisasi dan mendekatkan pelayanan secara
langsung kepada masyarakat.
Agenda dan isu yang harus
digulirkan dalam kaitan dengan reformasi birokrasi adalah perbaikan manajemen
kepegawaian yang memiliki jiwa kebersamaan, perubahan manajemen organisasi yang
berstruktur minimal tapi berfungsi maksimal dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat, anggaran berbasis kinerja, proses perencanaan yang melibatkan partisipasi masyarakat, menciptakan budaya
pelayanan publik yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan hubungan yang
saling mengisi antara pemerintah dan masyarakat.
Perlu dipahami bahwa
reformasi birokrasi bukan hanya perubahan struktur dan reposisi birokrasi.
Lebih jauh, reformasi birokrasi harus meliputi perubahan sistem politik dan
hukum secara menyeluruh, perubahan mental dan budaya birokrasi dan masyarakat.
Keterlibatan organisasi
lokal berdasar kesetaraan dalam program pemerintah yang berpihak pada kebutuhan
masyarakat akan menjadi penunjang yang sangat berarti bagi bergulirnya
reformasi birokrasi yang disemangati oleh jiwa korsa.
Dengan adanya rasa senasib, seperjuangan, dan satu visi berlandaskan persaudaraan dan
kekeluargaan antara sesama abdi
negara maupun antara pemerintah dengan masyarakat, reformasi
birokrasi akan lebih cepat terwujud dan kesejahteraan
seluruh bangsa akan dicapai dengan waktu yang lebih singkat.
Bagaimana menurut teman-teman sendiri ?
jipae ............
ReplyDeletejipae jipa oho oho yaaaaaa !!!
DeleteJIwa korsa sangat perlu bagi generasi kita saat ini.... itu adalah warisan pendahulu bangsa kita.........
ReplyDeleteBetul mas Wilyam, kayaknya jiwa korsa juga makin tipis dikalangan generasi muda yang makin konsumtif
Delete